Rabu, 14 Maret 2012

Cara Penetasan Telur Puyuh

Cara Penetasan Telur Puyuh
cara penetasan telur puyuh ini sudah menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan.

Cara penetasan telur puyuh

ini akan menjadi sebuah buku panduan dan akan disertakan ke dalam pengiriman mesin. Kali ini aku sedang membuat sebuah laporan keuangan dengan mesin ketik. Udara di sini sangat panas, kipas angin yang bertengger di atas meja berputar nyaris tak berguna karena anginnya juga menghasilkan hawa hangat pula. Aku kembali menyeruput minuman es kelapa mudaku. Nyaris habis dan aku berniat untuk kembali ke warung membeli minuman segar ini lagi. Sebetulnya aku lebih suka nata de coco, Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina. Nata de coco dalam bahasa Spanyol berarti krim kelapa. Krim yang dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol. Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. aku teringat dengan cara penetasan telur puyuh.
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 derajat– 31 derajat C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Teringat semasa kecilku dulu hal yang paling kusuka dari acara makan bersama adalah makanan penutupnya. Di mana kebanyakan hidangan dari makanan penutup adalah puding dan intinya yang manis-manis. Hidangan penutup adalah bagian hidangan yang pada umumnya disajikan pada akhir makan malam, biasanya terdiri atas makanan yang manis walaupun kadang-kadang berupa makanan yang memiliki rasa yang kuat seperti keju. Kata hidangan penutup sendiri merupakan pengalihbahasaan dari kata dessert di bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Perancis Kuno desservir yang artinya "untuk membersihkan meja". Kata dessert sering digunakan pada Inggris-Hiberno, American English, Canadian English, Australian English dan bahasa Perancis.
Permen, puding, dan 'afters' lebih sering digunakan dalam berbagai jenis hidangan penutup dari Persemakmuran Inggris. Menurut Debrett, 'puding' adalah istilah yang lebih tepat, 'dessert' atau 'hidangan penutup' hanya digunakan apabila makanannya berasal dari buah-buahan, dan permen adalah koloquial atau istilah informal. Kadang kala, hidangan penutup ini terlihat sebagai makanan terpisah atau makanan ringan daripada hidangan, dan dapat dimakan beberapa saat setelah makanan utama (biasanya dengan setting informal). Beberapa restoran menspesialisasikan diri pada hidangan penutup. Beberapa adat atau kultur tidak memiliki hidangan terakhir manis yang terpisah. Namun, mereka mencampurkan makanan manis dan unik selama seluruh hidangan seperti pada makanan Tionghoa. Namun kadang, mereka menyisakan hidangan penutup pada acara tertentu. Aku paling suka dengan permen, Permen adalah sejenis gula-gula (confectionary) adalah makanan berkalori tinggi yang pada umumnya berbahan dasar gula, air, dan sirup fruktosa. Kadar gula dala permen adalah tinggi, sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang. Namun semenjak aku mengalami karies gigi, aku memilih untuk berhenti mengonsumsi permen, aku teringat dengan cara penetasan telur puyuh